DUA TANGAN DALAM 1 RASA

Senin, 28 April 2008




Surabaya...
Kalau saja aku hari itu tak dsana mungkin rasa ini tak perna ada. Kalau saja aku hari itu tak dsana pasti tiada yang terluka###
“Kuharap hari ini aku bisa jadi cewek yang kuat!'',ucapku pada diriku
Langkahku ke sekolah hari ini tak sesemangat seperti hari sebelum peristiwa itu ada.
Di sekolah...
“Alin ...!aku mau bicara !Kamu ada waktu??''tanya Rea sahabat perempuan yg sangat aku sayangi, mungkin dirinya pun demikian padaku
''Kayaknya nggak hari ini dech Re!''jelasku padanya sembari meninggalkannys
''lin tunggu...!''Rea beranjak mendekatiku. ''Lin plis kamu jangan menghindar dari aku kaya gini! Aku tahu aku salah tapi, aku nggak tau ap yang harus aku lakukan untuk kamu!'' mata Rea mulai membengkak, air matanya menetes, suaranya parau. ''Aku sayang kamu Lin, tapi aku juga nggak bisa ngelepasin Yoga!'' Suaranya makin trdengar parau diiringi setiap kata yang makin mengiris kalbuku. ''Aku,...aku..sa..!!Aku juga sayang Yoga Lin!! aku nggak bisa nglepasin Yoga Lin!''
Tak kusadari air mataku mulai menetes, hatiku sakit, sangat sakit.
''udah Re..jangan diterusin lagi! Ini bukan salah kamu!Itu juga bukan salah Yoga ! Mungkin aku yg jadi pengganggu diantara kalian!''ucapku menenangkannya lalu branjak pergi###
Malam semakin larut, tapi mataku tak bisa terlelap. Aku tak tau ini semua salah siapa. Aku tak bisa bohong aku cintainya. Tapi apa yg hrs aku lakukan jikalau sahabatku juga cintainya.###
Subuh...
Adzan mulai terdengar sesegera kutunaikan kewajibanku. Di akhir sholatku kututup do'a. Kumohonkan agar ku diberi jalan, agarku menjadi sabar!Kumohonkan jikalau ia bukan jodohku, kumohon agar ia terhindar dariku, jikalau ia jodohku kumohon agar ia semakin dekat denganku!###
di sekolah...
''Bissmillahirohmanirrohim!!''gumamku memasuki sekolah. Kulihat ia disana bersama seorang perempuan. Bagiku mereka adalah bagian hidupku. Merekalah yg perna ciptakan suka bagiku, meski duka tetap menyertai. Seperti saat ini, mereka tertawa bercanda membuatku bahagia tapi satu rasa yg tak bisa kupungkiri adanya yaitu sakit ! Kulangkahkan kakiku menjauh sambil terus menyebut nama-Nya, agar ku bisa kuat, agar ku bisa sabar dan agar ku bisa terus menjalankan semua ini.###
7 tahun kini berlalu sejak hari itu, hari dimana kulihat mereka untuk terakhir kalinya. Kini aku bertempat di Yogya bersama seorang suami yg aku nikahi 1 tahun yg lalu, namanya Abi. Aku brtemu denganya ketika aku pindah sekolah dari Surabaya dikarenakan mutasi kerja ayahku. Kini aku berprofesi sbg pengacara stela menyelesaikan kuliahku di salah satu universitas hukum di Yogya. Sedangka Abi menjadi seorang arsitek yang tempat kerjanya berpinda-pindah. Itulah sebabnya kami belum sempat memikirkan anak
''Dik!!''panggil Abi padaku. Jawabku hanya seulas senyum
''Dik, aku besok ada job di Surabaya, munkin... sekitar 2 atau 3 hari!Kamu jaga rumah ya!''jelasnya sambil membelai rambutku. Aku hanya diam!
''Kalau kamu mau, kamu boleh ikut aku ke Surabaya!''taawarnya sembari tersenyum. Aku menggeleng
''Nggak usah Mas!biar aku di rumah aja!Toh lusa aku ada klien! Mas hati-hati disana!''
''Maaf ya Dik kamu jadi sering aku tinggal!”
''Jangan seneng dulu!Pokoknya pulang dari Surabaya aku mau Mas ngajak aku ke Bandung!''jawabku sambil berpura-pura ngambek
''iya !!!”jawabnya###
keesokan paginya...
Bagiku hal seperti ini sudah biasa. Tinggal di rumah sendirian. Berdiam diri di rumah jikalau tak ada klien, maklum aku cenderung ada pekerjaan jikalau ada keluarga yang mau bercerai saja. Pengacara rumahan seperti ini kujalni atas kehendak Abi, katanya biar aku tidak terlalu capek dan tetap bisa menjalankan kewajibanku sebagai seorang istri.###
3 hari kemudian...
''Assalammu'alaikum”ucap seseorang di dpn pintu rumah. Dengan segera pintu kubuka
''Wa'alaikum sallam!''jawabku ketika pintu terbuka. Kuucapkan syukur dalam hati, karena suamiku tlah pulang dlm keadaan sehat wal'afiat. Tapi ketika kulihat sesosok pria disamping suamiku, hatiku trasa sakit. Ia...ia yg telah lama ingin kulupakan kini berdiri dihadapanku. ''Yoga!!''panggilku
''lho kalian sudah saling kenal?''tanya Abi. ''Ya udah ayo masuk!''. Sesegra aku ke dapur untuk membuat teh dan mengambil makanan kecil untuk Abi dan Yoga yg menunggu di ruang tamu
''Dik kamu temen SMAnya Yoga??''tanya Abi saay aku menyajikan minum
''Iya Mas, kami dulu satu SMA!''. Kami bertiga bernostalgia tentang masa SMA, tanpa mengungkit apa yg terjadi antara aku dan Yoga. Hari ini Yoga akan menginap di rumahku sampai lusa, katanya ada proyek yg hrs ia kerjakan bersama Yoga di kota ini.###
di serambi, malam hari...
Posisi dudukku disamping Abi, tepat di depan kami Yoga duduk. 15 menit kemudian Abi minta izin untuk ke kantor, katanya ada sedikit urusan di kantornya malam itu. Terpaksa kini aku dan Yoga hrs berdua di rumah, tp aku tak brani masuk ke dalam rumah sepertinya hal itu sudah dimengerti Yoga, sehingga aku dan ia hrs menunggu Abi di serambi
''gimana kabar Rea, Ga?''tanyaku untuk membuka pembicaraan
''Ehm... kamu sendiri kok bisa sampai nikah sama Abi?''tanyanya membalas perrtanyaanku
''Kok balik nanya sih Ga! Tapi bisa dibilang,pertemuanku sama Abi termasuk pertemuan yang indah!''jawabku ''Langsung gimana kabar Rea?''
''Rea ya! ehm...Rea...dia udah meninggal!''jawabnya lemah
''Ha...!kok bisa Ga? Gimana ceritanya? Kenapa ia bisa sampai...”
''Dia kena kanker otak!!''jawabnya tanpa ekspresi. Air mataku tak trasa mulai menetes
''Sejak kapan?''tanyaku
''Aku tak tahu pasti kapan, tapi setahuku sejak ia masuk SMA dia sudah terserang penyakit itu!''
''Ya Allah!! kenapa Rea nggak perna cerita!!''
''Katanya mungkin hal itu cuma bisa bikin kamu sedih!''jelasnya ''Katanya juga hal itu bisa bikin kamu ninggalin dia!''lanjutnya
''Rea terlalu naif mikir kayak gitu! Aku nggak bakal ninggalin dia meski dia dlm keadaan terlemah sekalipun!''jawabku sedih
''Sebelum ia meninggal ia titip pesan buat kamu!''
''Apa itu?''
''Dia minta maaf kalau dia p[erna bikin kamu sedih, dia minta maaf kalau...kalau...''Yoga terdiam sejenak air matanya mulai mengalir ''Kalau, dia pernah ngerebut aku dari kamu Lin! Dia juga pesen supaya kamu tahu ka..ka...kalau sebenernyas aku cuma sayang sama kamu Lin!''
Aku bingung apa yg hrs aku katakan. Aku tak bisa bohong kalau rasa itu masih tetap ada.
Tapi...
''Aku juga sayang sama kamu Ga! Tapi kini aku nggak bisa... Aku merasa berdosa pada Abi, Ga!. Sampai saat ini kamu tetap ada diantara kami!'' Aku terdiam ''Aku akan terus mempertahankan pernikahan ini, meskipun
kamu tetap ada di hatiku!'' Kini aku dan Yoga hanya bisa menangis.
Bagi aku dan Yoga menangis adalah jalan terbaik untuk saat ini. Sekitar 20 menit kemudian Abi datang, kuusap air mataku dan segera kucium tangannya sebagai tanda kesolehanku padanya.###
Fajar mulai menampakkan diri, perasaanku tenggelam dlm dua tangan yg serasa menggenggamku. Di tangan kanan Yoga menggandengku, tapi di satu tangan yg lain Abi menggandeng tanganku yg bercincin.

HIDUPku KELUARGAku

Mentari tetap seindah kata mereka, namun tak demikian bagiku. Tapi walau tak indah, tak dapat dipungkiri, bahwa dia adlh salah satu ciptaan-Nya yg mengantarku di usia yg ke-15.“Re, slamat ulang tahun ya!”, ucap sahbatku Ayu.“Makasih Yu, aku seneng kamu masih ingat kalau hari ini aku ulang tahun!”“Ya ampun, Reni! Masa ultah temen sendiri aku lupa!” Kata itu hanya kutanggapi dengan senyum getir. Aku berharap pada-Nya ,”Satu hanya satu kali ya Tuhan!Aku mohon agar keluargaku ingat akan hari ini!” Namun kusadari, pinta itu tak mungkin dkabulkan. Bukan karena kluargaku tak sayang , tp mrek lbih memikirkan bagaimna mencukupi kebutuhan hidup mereka beserta kebutuhan sekolah aku dan adikku, belum lg kdua org tuaku hrs mrawat nenekku yg sring sakit”an. Maklumlah kluargaku bkan trmsuk kluarga yg brada.“Assalammu'alaikum!”“Wa'alaikum salam! Mbak Reni aku la-par!!!” Ucap adikku memelas“Lho Desi blum makan?” Tanyakusembari mlepas sepatu dan mletakkan tas di kursi.“Belum mbak!ibu nggak sempat msak td! Soalnya nenek pingsan!” TuturnyaSpontan wajahku kget, hatiku galau. Aku termenung sejenak,”Tuhan ringankanlah beban kelurgaku!” Bisikku dalam hati.“Mbak...!!Desi laper!” Rintih adikku membuyarkan lamunanku. Sesegera aku mmasak telor, karena pd saat inihanya telor dan nasi yg trsedia. Sematangnya telor, aku segra mengambil nasi dan kuhidangkan pd adikku. Ia memakan mkanan itu dgn lahap. Lamunanku kembali melayang “Tuhan, terma kasih atas karuniaMu, tak perna aku menyesali atas apa yg kau beri!” Lagi-lagi lmunanku buyar.“Mbak!!Ada apa ?kok Desi diliatin terus?” Tanyanya lugu. Entah mengapa air mtaku menetes. “Lho Mbak kok nangis? Desi yakin nenek pasti sembuh kok Mbak!” Kata'' Desi mmbwt air mtaku lg'' jtuh“Desi !..!” Kataku bergetir“Apa Mbak?”“Desi sekolah yg pinter ya!1 Biar bisa mbantu ayah ibu! Biar kita smua bisa tidur di kasur yg empuk!”“Iya Mbak! Nanti kalau Desi udah gede Desi pengen jadi arsitek, Biar bisa mbikinin ayah, ibu bak, ama nenek rumah! Jadi nggak perlu ngontrak lg Mbak!”BEBERAPA SAAT KEMUDIAN“Assalammu'alaikum!”“Wa'alaikum salam!” Jawabku dan Desi besamaan“Itu pasti Ibu, Des!”Segra aku dan desi menghampiri Ibu.“Lho Bu mana Nenek?” Tanyaku spontan ktika kulihat ibu tak brsama nenek“Ren bantu Ibu baju'' nenek ya!”“Lho, memangnya nenek dimana Bu?” Tanya Desi“Nenek sedang dirawat di tempat yg bagus des!” tutur ibuku mnenamngkan Desi, sambil mmbelai rambut rambut pendek Desi. Setelah kurasa pakaian nenek sudah siap, sgra barang'' nenek kuserahkan pd Ibu“Bu ini!!ehm...Aku boleh ikut nggak Bu?” tanyaku“Jangan Ren!Kamu di rumah aja sama Desi!jaga rumah ya!” Ucap ibu. Wajahku sketika lesu, tp Ibu sgara menyadari dan mnenangkan aku. “Ren!! Ibu bkannya nggak mau kmu ikut, tapi Ibu mohon Kamu bisa ngerti ya! Ibu duitnya nggak cukup!Kalau Reni ikut, nanti siapa yg njaga Desi? Siapa yg njaga rumah?kalau nanti rumahnya lari siapa yg ngejar?” canda Ibuku. Aku hanya tersenyum, skali lg kusyukuri karunia-Nya yg tlah menganugrahiku seorang Ibu yg sabar dan tak prnah mengeluh apalagi putus asa“Bu, ayah sudah tau kalau nenek masuk rumah sakit?” tanyaku“Sudah, tadi Ibu telepon ke pabrik ayah, ya udah Ren ibu berangkat dulu! Nanti Ibu mungkin pulang agak malem!”“Iya Bu!ati-ati di jalan Bu!” kucium tangan Ibuku lalu mlihatnya menghilang“Des, kamu tau nggak kenapa nenek pingsan? Tanyaku pd Desi“Tadi nenek bikin bumbu pecel Mbak! Katanya, nenek mau jualan, biar bisa mbeliin Desi baju! Abis gitu nenek ke kamar mandi, tapi jatuh!” ucapnya dgn mata berkaca -kaca. Hatiku nelangsa, aku bingung apa yg bisa kulakukan untuk membantu kluargaku. Yang trpkir saat ini adlh mmeluk adikku erat, agar ia sdikit tenang. “Mbak !nenek pasti sembuhkan?”“Ya, pasti! Pasti nenek sembuh! Desi harus yakin, tadi Desi sendiri yg bilang ke Mbak kalau Nenek pasti sembuh kan!”. Kutahan air mataku di pelupuk mata. Adzan Ashar berkumandang, sgra kutunaikan kwajibanku sbg seorang musliminSekitar jam 5 sore sepulang dari mengaji, kulihat sekerumunan org dgn pakaian serba putih, yg seolah menggerumuni sesuatu.Pikiranku melangkah pd hal yg plg kutakutkan, air mataku mengalir deras, aku berlari dan berteriak,”NENEK!!”Aku tak ingat apa-apa lg sketika,kecuali cahaya kuning dari suatu mobil serta bunyi bel yg sangat kencangKubuka mataku perlahan, pandanganku tertarik akan asal tangis yg sangat memilu. Ternyata Ibuku menangis di salah satu sudut ruangan didampingi Ayah. Aku duduk perlahan dan sgra kupandangi sekelilingku sekali lg, pandanganku terpaku pd wanita separuh baya yg memegangi sepiring nasi berisikan nasi pecel sambil menitikkan air mata“ Nenek, Nenek, Nenek nggak apa''?Nenek sudah sembuh?kok udah pulang dr rumah sakit?” sorakku, tp aneh nenek tetap menangis, Ibu terus meraung didekapan Ayah . Kali ini pandanganku jatuh pd gadis kecil berusia 10 tahun yg berkata,”Mbak, ayo bangun Nenek udah sembuh, Nenek mbuatin nasi pecel buat Mbak! Mbak hari ini ulang tahun kan? Selamat ulang tahun ya Mbak!!!Mbak ayo bangun, jangan tidur Mbak!!Mbak bangun!” ucapnya sambil menggoyahkan jasad yg terbaring di depannya